Rabu, 28 Agustus 2013

Mata Merah



Banyak orang mengira penyakit mata merah akibat peradangan konjungtiva (Acute Hemorrhagic Conjunctivitis/AHC) terlalu ringan untuk dibawa ke dokter mata, sehingga cukup mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas. Benarkah mata merah dapat diobati sendiri? 




Dr. Florence Meilani Manurung, Sp.M, spesialis mata anak dari Jakarta Eye Center (JEC) mengatakan, keputusan mengobati sendiri mata merah boleh saja dilakukan oleh pasien  saat tahap awal. Namun apabila mata merah sudah diderita lebih dari 3 hari maka wajib diperiksa oleh dokter mata.  Hal ini dilakukan untuk menghindari infeksi lebih parah, mengingat mata merah adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, serta mencegah kesalahan diagnosa dan pengobatan.    

"Sebab kebanyakan obat mata yang dijual bebas tidak mengandung antibiotik, padahal untuk mematikan kuman penyebab penyakit ini dibutuhkan serangan antibiotik," kata Florence.

Selain mengobati sendiri, ada juga yang memutuskan untuk meminta resep pada apoteker dengan acuan penyakit mata merah. Namun sayangnya, kata Florence, seorang apoteker tidak bisa mendiagnosa penyakit dengan tepat. Seandainya mata merah yang diidap adalah akibat glaukoma, bukan peradangan biasa, maka kemungkinan besar Anda salah mengkonsumsi obat.

"Dokter mata Anda tentu akan memeriksa dengan teliti penyebab mata merah tersebut untuk kemudian memberikan terapi obat tetes dan salep mata. Keduanya tentu dengan kadar antibiotik yang sudah diperhitungkan. Obat minum antibiotik sendiri sangat jarang diberikan pada peradangan konjungtiva atau AHC," paparnya.

Jumat, 23 Agustus 2013

Usia 46 Tahun Adalah Keputusan Untuk MeMotong Rambut Super Pendek




Apa yang akan Anda lakukan ketika usia sudah menginjak 46 tahun? Merawat kulit? Mengecat rambut? 

Sebuah survei yang dilakukan Nurture Replenish, sebuah perusahaan perawatan kulit di Inggris, terhadap 2000 perempuan di atas 40 tahun, mengungkapkan bahwa mengurus rambut lebih penting daripada kulit. 

"Kulit bukan satu-satunya aspek penampilan yang dipengaruhi oleh proses penuaan. Karena sebenarnya rambut memainkan peranan yang sangat besar untuk penampilan," kata juru bicara Nurture Replenish.

Para responden mengungkapkan, 46 tahun adalah waktu bagi seorang perempuan untuk melihat baik-baik dirinya di cermin dan memutuskan apakah ia membutuhkan perubahan atau tidak. Karena tatanan rambut ekor kuda, rambut panjang tergerai, atau berponi klasik kurang cocok untuk perempuan usia 46 tahun.

Sayangnya menemukan gaya rambut yang sesuai di usia ini mungkin akan sulit. Karena tantangan terbesar perempuan di usia matang ini adalah kesulitan untuk mengelola rambut yang tiba-tiba kehilangan volume dan sinarnya, dibanding saat mereka masih muda dulu.

Kesulitan lain yang dihadapi adalah perubahan struktur rambut yang jadi lebih tipis, kasar, dan beruban. Dari hasil jajak pendapat ini, hanya 16 persen perempuan yang mengklaim punya rambut yang sehat, sedangkan sisanya menggerutu tentang rambut patah dan teksturnya yang kusam. 

Hampir semua perempuan mengatakan bahwa kondisi paling prima dari rambut mereka adalah saat berusia dua puluhan. Sedangkan gaya rambut terbaik yang pernah mereka miliki adalah gaya rambut yang dicoba di usia 36. 

Di usia matang ini, responden mengungkapkan bahwa mereka seharusnya memiliki gaya rambut yang elegan, modis, namun praktis. 

Lalu bagaimana tampilan yang cocok untuk perempuan usia 46-an? Salah satu gaya yang cocok adalah model rambut superpendek. Rambut yang biasa disebut pixie cut ini dianggap lebih sesuai dengan usia dan terlihat lebih matang, segar, namun elegan. Charlize Theron (41) yang beberapa tahun terakhir tampil dengan rambut panjang indahnya kini memutuskan kembali memangkas habis rambutnya.

"Banyak perempuan yang merasa perlu menyesuaikan gaya rambut mereka ketika menginjak usia yang lebih matang. Karena gaya yang cocok di usia 20-an bisa jadi tidak akan tampil maksimal di usia 40 atau 50-an," tambahnya.

Selasa, 20 Agustus 2013

Detak Denyut Nadi Dapat Deteksi Penyakit

Meraba nadi (pulse pressure) termasuk salah satu pemeriksaan medis paling tua. Penyembuh dari Mesir Kuno 3000 SM sudah mempercayai bahwa nadi yang teraba lemah menandakan adanya suatu penyakit atau perburukan dari penyakit sebelumnya.


Tak hanya soal kecepatan, seorang ilmuwan bernama Galen (129-200) kemudian mengembangkan pemeriksaan itu dengan mengidentifikasi frekuensi, kekuatan, dan durasi dari pembuluh nadi. Namun, manfaatnya bagi praktik kedokteran masih belum jelas.

Metode tersebut baru sempurna setelah John Foyer (1649-1734) mempublikasikan hasil observasinya terhadap 1.707 karakteristik nadi manusia. Tulisan “Pulse-watch” karya Foyer mulai mengungkap hubungan antara nadi dan penyakit jantung.

Di era selanjutnya, Adam dan Stokes mengembangkan temuan tersebut pada kasus bradikardia (frekuensi nadi yang lambat, kurang dari 60 kali/menit). Penelitian mereka menyimpulkan, tidak semua kasus kejang atau pingsan mendadak (fainted) disebabkan oleh gangguan di otak, melainkan akibat lambatnya frekuensi nadi yang menandakan blokade irama jantung (heart block). Kini, heart block tercatat sebagai salah satu penyebab nadi lambat yang paling sering, dan pada stadium lanjut, membutuhkan alat pacu jantung.

Frekuensi nadi (yang diukur dengan perabaan) kini termasuk salah satu dari 5 tanda vital manusia; di samping kesadaran, frekuensi napas, tekanan darah, dan suhu. Nadi akan selalu diraba oleh dokter maupun perawat sebagai pemeriksaan dasar.

Kecepatan nadi lebih dari 100 kali per menit telah terbukti sebagai prediktor buruk pada sejumlah kasus rawat inap di RS. Bahkan, seorang yang sehat tapi memiliki frekuensi nadi lebih dari 100 kali/ per menit juga memiliki risiko untuk mengalami serangan jantung di kemudian hari. Tentunya, nadi diukur dalam kondisi tenang dan istirahat. Juga dalam suasana emosi stabil.

Cara mengukur nadi yang tepat

Pembuluh nadi atau arteri (pembawa darah bersih) memiliki ciri berdenyut. Apabila Anda melihat pembuluh berwarna biru di permukaan kulit, itu bukan arteri tetapi pembuluh vena. Arteri terletak lebih di dalam, namun dinding dan tekanannya lebih kuat sehingga teraba denyutnya. Sebaliknya, pembuluh vena itu lebih tipis, lebih ke permukaan, dan tidak berdenyut. Tapi untungnya, letak kedua pembuluh darah ini berdekatan.

Umumnya nadi diraba pada pergelangan tangan. Tetapi pada korban yang pingsan, nadi utama yang diraba adalah pada leher. Beberapa pembuluh nadi lain yang dapat diraba manual, antara lain:

1. Pergelangan tangan di sebelah sisi yang berdekatan dengan jempol (a. radialis),
2. Lipat siku pada sisi berlawan dari a. radialis (a. brakialis),
3. Sisi samping leher (a. karotis interna),
4. Pangkal paha (a. femoralis),
5. Lipat siku (a. poplitea),
6. Sedikit di atas tumit kaki (a. tibialis posterior),
7. Permukaan punggung kaki (a. dorsalis pedis).

Raba pergelangan tangan dengan ujung jari tangan sebelah. Meraba nadi kiri atau kanan sama saja, namun, lebih baik jika mengukur kedua sisi. Lokasi tepatnya berada sesisi dengan jempol. Jangan terlalu kuat atau terlalu lemah dalam menekan nadi. Setelah merasakan denyut nadi, mantapkan perabaan dan mulailah menghitung.

Frekuensi nadi idealnya dihitung dalam 60 detik. Dapat pula diukur dalam 30 detik lalu hasilnya dikali 2. Pengukuran 15 detik yang hasilnya dikali 4 tidak direkomendasikan.

Bukan hanya frekuensi, Anda juga dapat merasakan kualitas dari nadi: kekuatannya, irama teratur atau tidak, serta ekual/tidaknya dengan nadi sisi sebelahnya. Perbandingan sisi kiri dan kanan hanya boleh dilakukan pada nadi yang sama. Jangan membandingkan nadi di pergelangan tangan dengan yang di lipat siku. Tentu berbeda hasilnya!

Bagi kaum medis sendiri, teknik meraba nadi ini adalah suatu skill yang tidak mudah dan harus terus dilatih. Anda pun dapat berlatih dengan semakin sering meraba nadi.

Frekuensi nadi normal ialah 60-100 kali/menit dengan irama reguler. Kurang dari 60 kali/menit disebut bradikardia. Lebih dari 100 kali/menit disebut takikardia.

Kecepatan nadi (umumnya takikardia) ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal: stres, emosi, aktivitas fisik barusan, maupun obat-obatan. Pesannya ialah hati-hati dalam menginterpretasikan hasil frekuensi nadi ini.

Namun bila menemukan irama yang direguler, denyut yang berbeda-beda, sudah dipastikan itu adalah kondisi tidak normal. Segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Adanya bradikardia (setelah diperiksa berkali-kali dalam kurun waktu yang berbeda) perlu pemeriksaan lebih lanjut. Namun, bradikardia umumnya ditemukan normal pada atlet. Bradikardia yang harus diwaspadai ialah bila disertai keluhan lemas, cepat lelah, atau pingsan!

Beberapa penyakit yang dapat dideteksi dari perabaan nadi:

1. Nadi radialis lemah atau tidak teraba — syok, kekurangan cairan, kontraksi jantung lemah

2. Nadi radialis iregular — gangguan irama jantung

3. Nadi karotis tidak teraba (10 detik) — henti jantung

4. Nadi pada kaki lemah atau tidak teraba — sumbatan pembuluh darah kaki. Sering disertai gejala cepat lelah dan nyeri berjalan

Selasa, 13 Agustus 2013

Makanan Potasium Tertinggi

1. Ubi
Ubi merupakan makanan dengan kandungan potasium tertinggi. Satu buah ubi mengandung sekitar 694 mg potasium dan hanya 131 kalori. Ubi juga kaya serat, beta-karoten, dan karbohidrat.

2. Saus tomat
Tak ada yang memungkiri manfaat tomat segar, namun jika ingin kandungan potasiumnya yang tinggi, tomat perlu dibuat dulu menjadi saus. Seperempat mangkuk saus tomat mengandung 664 mg potasium. Sementara itu, jika dijus tomat dapat memberikan 400 mg potasium.

3. Daun bit
Dalam tanaman bit, kita seringkali hanya memanfaatkan umbinya dan membuang daunnya. Padahal daun bit mengandung potasium yang sangat tinggi yaitu 644 mg setiap setengah mangkuknya. Daun bit juga mengandung antioksidan yang tinggi.

4. Kacang panjang
Kacang panjang mengandung 600 mg potasium untuk setiap setengah mangkuknya. Namun kacang-kacangan lain seperti lentil dan kapri juga bisa dijadikan sumber potasium yang baik.

5. Yogurt
Sekitar 227 gram yogurt mengandung 579 mg potasium. Sementara yogurt rendah lemak memiliki kandungan yang sedikit lebih rendah.

6. Kerang
Delapan puluh lima gram kerang mengandung 534 mg potasium dan konsentrasi vitamin B12 tertinggi. 

7. Prune
Tiga perempat mangkuk jus prune mengandung 530 mg potasium, dan dalam jumlah yang sama buah prune rebus mengandung 400 mg. Selain itu prune diketahui baik untuk menjaga kepadatan tulang.

8. Jus wortel
Jus wortel sebanyak 3/4 mangkuk mengandung 500 mg potasium. Selain itu jus wortel juga memberikan manfaat yang baik untuk mata.

9. Molase
Tetes tebu ini merupakan alternatif yang kerap digunakan untuk mengganti gula atau madu. Di balik rasanya yang manis, ternyata molase juga memiliki kandungan potasium yang tinggi. Satu sendok makan molase mengandung 500 mg potasium dan besi serta kalsium yang tinggi pula.

10. Ikan
Ikan seperti halibut dan tuna mengandung hampir 500 mg potasium untuk setiap 85 gram sajiannya. Namun potasium bukanlah satu-satunya alasan Anda harus mengonsumsi ikan, kandungan lemak sehatnya yang tinggi juga menurunkan risiko penyakit jantung.

11. Kacang kedelai
Produk kacang kedelai merupakan sumber protein terbaik dan juga dapat melawan inflamasi di dalam tubuh. Kandungan potasiumnya juga cukup tinggi, setengah mangkuk kacang kedelai mengandung hampir 500 mg potasium.

12. Labu air
Labu air memiliki kandungan kalori yang rendah dengan serat dan vitamin A yang tinggi. Tak hanya itu, setengah mangkuk buah ini juga mengandung 448 mg potasium.

13. Pisang
Pisang memang dikenal sebagai sumber potasium yang tinggi. Satu buah pisang ukuran sedang mengandung 400 mg mineral tersebut.

14. Susu
Susu tak diduga juga merupakan sumber potasium yang baik. Dalam satu mangkuknya, susu mengandung 382 potasium.

15. Jus jeruk
Sebanyak 3/4 mangkuk jus jeruk mengandung 355 mg potasium. Selain itu, jus jeruk juga merupakan sumber kalsium, folat, dan beberapa vitamin B.